Ingin Menjadi Pengembang Properti Syariah? Baca Ini Dulu

Ingin Menjadi Pengembang Properti Syariah? Baca Ini Dulu

Banyak orang berpendapat bahwa bisnis properti tak ada matinya. Dan sayangnya pendapat tersebut benar adanya. Selagi masih ada manusia berkembang biak, selama itu pula mereka akan butuh hunian atau rumah sebagai tempat tinggal. Dan bisnis properti adalah bisnis yang berhubungan dengan penyediaan tempat tinggal untuk manusia.

Oleh karenanya, bisnis properti sangat prospektif seiring kebutuhan akan hunian yang terus meningkat sementar tanah sebagai alas tempat berdiri properti tidak diproduksi. Tanah dari dulu ya segitu, tetap, tidak bertambah luas. Tidak ada produksi tanah menjadi lebih luas, bumi ya segini ini.

Maka berlakulah hukum ekonomi yang menyatakan jika persediaan berkurang, demand/permintaan meningkat maka harga naik dan demikian sebaliknya.

Tak heran kalau harga properti tiap tahun meningkat atau selalu naik. Bagi yang punya uang, maka berinvestasi di properti sangat menguntungkan setidaknya menjaga nilai uang yang Anda miliki, tetap.

Di bisnis properti sudah umum dalam hal kepemilikannya menggunakan skema KPR atau kredit yang di dalamnya ada bunga cicilan. Yang mana hal itu disebut dengan riba, yang dilarang dalam Islam.

Kini dengan makin meningkatnya pemahaman masyarakat akan muamalah syariah, memicu para pengembang properti untuk membuat skema KPR yang sesuai syariat. Ini yang biasanya disebut dengan developer properti syariah.

Penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam adalah sebuah keuntungan atau peluang besar menjadi prospek yang sangat baik bagi pengembangan properti syariah. Dengan banyakanya calon konsumen atau pembeli maka akan memudahkan bagi ingin menjadi pengembang properti syariah dalam menjual propertinya.

Definisi Developer Properti Syariah

Developer properti syariah atau pengembang properti syariah adalah orang atau suatu badan hukum yang mengembangkan properti sesuai dengan Hukum/Syariat Islam.

Salah satu cirinya dengan tidak melibatkan bank konvensional, karena di bank konvensional masih menerapkan sistem bunga yang ini adalah riba yang dilarang dalam Islam.

Lantas, bagaimana mengembangakn properti tanpa bantuan bank?

Yuk kita lihat tahapan dalam mengembangkan sebuah proeyk proeprti. Yang pertama mesti dilakukan

Pada tahap ini, tak ada peran bank yang bisa menolong, karena umumnya bank tidak mau memberikan kredit untuk membeli tanah bagi pengembang.

Terkecuali Bank BTN yang memiliki prosuk bernama Kredit Pemilikan Lahan (KPL), tapi ini pun hanya untuk perumahan bersubsidi atau perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Itu artinya dalam tahapan ini, peran bank tidak ada sama sekali, sehingga terhindar dari riba dalam akuisisi lahan. Namun bukan berarti dengan membeli kredit ke pemilik lahan langsung akan terhindar dari riba juga. Gimana akadnya, dilihat dulu, apakah mengandung riba atau tidak.

Tahap berikutnya pengurusan legalitas atau perijinan proyek, juga tidak melibatkan peran bank. Hanya perlu diperhatikan dalam pengurusan ini rawan dengan risywah (suap). Cari konsultan, terima beres, sehingga kita terhindar berurusan langsung dengan orang-orang yang biasa bermain risywah.

Dilanjutkan dengan tahapan membangun, di sini memungkinkan ada peran bank. Sudah umum bahwa developer dlam membangun akan mengajukan pembiayaan ke bank dalam bentuk kredit konstruksi, kredit yasa griya atau produk bank lainnya.

Perlu Investor Jika Ingin Menjadi Pengembang Properti Syariah

Namun tak mutlak pernah bank dibutuhkan, Anda dapat mensiasatinya dengan cara menawarkan investasi ke investor dengan skema bagi hasil yang menarik. Bukan skema investasi imbal balik bunga.

Tahapan selanjutnya, saatnya seorang developer menjual proyeknya. Pada tahapan ini, bantuan bank sangat dibutuhkan karena kebanyakan masyarakat Indonesia tidak mampu membeli rumah secara tunai.

Jadi pembeli meminta bantuan ke bank untuk membeli properti tersebut, lalu konsumen lah yang mencicil bantuan yang telah diberikan bank tersebut selama waktu tertentu sesuai besaran dan tenor yang disepakati.

Proses ini dikenal masyarakat sebagai kredit pemilikan rumah (KPR). Jika KPR dilakukan dengan bank konvensional, maka dalam perjanjian kredit antara bank dan pembeli properti terdapat unsur riba, diantaranya adanya bunga, denda, sita dan lain-lain.

Memulai Bisnis Properti Syariah

Bisnis properti syariah mestiny menganut sistem bagi untung dan rugi. Untung sama dibagi rugi juga sama ditanggung. Ini harus dipahami oleh orang yang ingin bersyirkah/berkongsi dengan prinsip syari’ah.

Karena banyak orang yang berinvestasi maunya untung saja, jika rugi tidak mau ikut menanggung.

Nah, untuk menghindari kerugian dalam menjalankan bisnis developer properti syari’ah, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan :

Gunakan Konsultan Bisnis Syariah

Jika Anda kurang memahami akad-akad bisnis yang sesuai dengan syariat Islam, hal ini penting untuk dilakukan. Karena akad dalam pengembangan properti syariah akan menentukan apakah skema bisnis kita sesuai dengan prinsip syariah atau tidak. Di sinilah peran seorang konsultan bisnis syariah.

Peran konsultan bisnis syariah ini juga diperlukan ketika membeli lahan, termasuk ketika mengurus perijinan yang tidak boleh menyuap, dan peran yang lebih utama adalah ketika menjual produk kita ke masyarakat. Seorang konsultan properti syariah yang mengatur itu semua.

Menerapkan Prinsip Syariah Ketika Menjual

Ada dua cara yang bisa Anda lakukan saat menjual properti dengan skema syariah, yaitu menggunakan bank syariah atau tanpa menggunakan bank sama sekali.

Jika menggunakan bank syariah, masyarakat tetap bisa membeli dengan skema KPR, tetapi akadnya berbeda dengan KPR bank konvensional. Perbedaan yang mencolok adalah KPR bank syariah tidak ada bunga, tetapi margin bagi bank.

Dengan skema bank syariah ini pembeli menagngsur harga rumah kepada bank setelah ber-akad KPR.

Selain menggunakan KPR bank syariah, developer properti syariah dapat menjual produknya dengan tanpa melibatkan bank sama sekali. Penjualan dilakukan dengan cara tunai, tunai bertahap atau dengan cara cicilan langsung kepada developer dalam jangka waktu tertentu.

Skema Penjualan Tunai

Metode penjualan tunai inilah yang paling disukai developer. Karena developer menerima uangnya lebih cepat. Secepatnya developer dapat menikmati hasil penjualan tersebut, yang mana uang tersebut dapat digunakan untuk melanjutkan pengembangan proyek selanjutnya.

Namun keterbatasan metode ini adalah ketersediaan konsumen yang bersedia membeli tunai ini jumlahnya terbatas. Cukup sedikit orang yang memiliki uang sejumlah harga rumah.

Dengan Cara Pembayaran Bertahap ke Developer

Strategi selanjutnya yang bisa dipraktekkan yaitu dengan cara penjualan skema bertahap ke developer. Bagi developer tahapan yang paling menguntungkan tentu saja tahapan yang paling singkat. Maksimal 24 bulan sudah amat menguntungkan bagi developer.

Jadi cicilan yang dibayar oleh konsumen cukup untuk menjalankan roda proyek. Jika Anda menjadi developer properti berangkat dari orang yang biasa-biasa saja, hal ini tentunya sangat membantu. Bukan keturunan keluarga kaya, tidak ada pemodal besar yang membiayai bisnis properti Anda.

Di sisi lain, jika tahapan pembayaran singkat menyebabkan nominal cicilan menjadi lebih besar. Nah, kita dihadapkan lagi ke kondisi bahwa sangat sedikit konsumen yang sanggup mencicil dengan jumlah besar. Itulah tantangannya bagi tim penjualan.

Uang Muka Sebesar Biaya Membangun Rumah

Adalah hal sangat menuguntungkan bagi Anda jika uang muka konsumen sebesar biaya membangun unitnya. Jika membangun unit dengan biaya seratus juta rupiah, maka Anda meminta konsumen agar membayar uang muka sebesar tersebut. Sehingga untuk membangun Anda tidak butuh uang dari luar.

Bisa juga uang muka tidak sebesar itu, tetapi Anda harus mengatur supaya jadwal serah terima unit sesuai dengan kemampuan Anda. Jangan sampai janji penyerahan unit tidak sesuai dengan yang diperjanjikan.

Misalkan si konsumen tidak punya uang untuk membayar uang muka sebesar biaya membangun, hal ini bisa diakali dengan cara menjanjikan pembangunan setelah uang cicilan konsumen mencapai harga pembangunan.

Bisa jadi solusi kan?

Namun dengan cara ini, pembangunan baru bisa dimulai setelah DP cukup terkumpul unutk membangun unit. Hanya masalah waktu memulai.